Matahari bersinar cerah, dengan langit yang berwarna biru, diiringi
nyanyian burung, serta dihiasi pohon-pohon nan rindang, menambah
kesejukan udara di Taman Kampus, tempat kedua orang ini beristirahat.
Gadis berambut keriting dengan kulit sawo matang yang akrab disapa
Grace, tampak sedang mengutak-atik Laptop kesayangannya bersama dengan
Junas, laki-laki bertubuh tinggi, kekar dan berparas rupawan yang
merupakan sahabat Grace sejak ia duduk di bangku SMA. Grace sedang
mencari informasi tentang makanan khas Jepang, begitu pula Junas yang
sedang mencari informasi tentang cara untuk memperoleh makanan khas
Korea di Indonesia. Keduanya memang menyukai kuliner Jepang dan Korea.
Tak heran jika mereka punya panggilan special untuk keduanya yaitu
RamenKimchi. Ramen untuk Junas, dan Kimchi untuk Grace. Ramen adalah
nama mie khas Jepang, sedangkan Kimchi merupakan nama makanan olahan
sayur yang difermentasi dari Korea. Nama tadi digunakan dengan maksud
agar keduanya bisa saling menyayangi, dan persahabatannya tidak akan
putus seperti kecintaan mereka terhadap kuliner Jepang dan Korea.
Seiring
bergulirnya waktu, Grace mulai jatuh cinta pada Junas, namun dia tidak
berani mengungkapkannya, dia takut Junas tidak punya rasa yang sama.
Hingga pada akhirnya Junas tak pernah tahu isi hati Grace.
Langit
senja di tepi Pantai serta nyiur yang melambai-lambai menjadi
pemandangan di hadapan Grace yang sedang menunggu Junas. Junas datang
dengan melangkahkan kakinya secara hati-hati agar tidak bersuara untuk
mengagetkan Grace dari belakang, “Kimchi…!!” , “Ahh..Ramen, kau
mengagetkanku saja, kenapa baru datang? Aku merasa hampir ditumbuhi
jamur karena menunggumu !!” omel Grace, “ Maaf Kimchi..aku tadi sedikit
sibuk” jelas Junas sambil , “Ohh iya, aku hampir lupa, Kimchi kenalkan
ini Evelin, Evelin ini Grace” tambahnya untuk mengenalkan Evelin pada
Grace. “Tentu saja sibuk, Ramen sibuk dengan Evelin” gumam Grace dalam
hati. Mereka bertiga menikmati suasana sunset di tepi Pantai. Disana
Junas selalu bersama Evelin, hal itu membuat Grace semakin cemburu. Jam
berbentuk hati yang melingkar di tangan kiri Grace menunjukkan pukul
18.30 WIB, sehingga mereka memutuskan untuk pulang. Grace pulang
sendiri, sedangkan Junas mengantarkan Evelin pulang.
Sesampainya
dirumah, Grace terus memikirkan Junas dan Evelin, “Sebenarnya ada
hubungan apa antara Ramen dan Evelin?” tanyanya dalam hati.
Ting..tung..ting..tung.. bel pintu rumah Grace berbunyi, dia pun segera
membukanya “Ternyata kau Ramen” , “Iya ini aku, aku sendiri dirumah,
jadi aku kerumahmu agar tidak merasa sepi”. Keduanya duduk disofa ruang
tamu sambil menonton drama Korea Bread, Love, and Dream. Mereka
berdua saling berdiam diri. “Ramen, sebenarnya siapa Evelin itu?” Tanya
Grace memecah sepi, “ Dia itu orang yang baik dan penyayang, dia calon
kekasihku Kimchi, aku akan menembaknya beberapa hari lagi, bagaimana
menurutmu, apa dia cocok untukku?” jawab Junas bersemangat, “Sekarang
sudah hampir tengah malam, kau harus segera pulang” ucap Grace
mengalihkan pembicaraan karena dia tidak sanggup mendengar penyataan
Junas. “Baiklah aku akan pulang” jawab Junas dengan santai. Grace pun
mengantarkan Junas sampai depan pintu rumahnya. Tanpa sadar air mata
Grace jatuh membasahi pipinya. Dia mengusapnya, kemudian bergegas ke
Kamarnya, namun sebelum sampai di kamar tiba-tiba Grace merasa tidak
enak badan “Ada apa denganku? Kenapa banyak sekali kunang-kunang yang
menyerbu mataku?”gumamnya. Grace pun pingsan.
Tiga
Hari kemudian, “Dimana aku?” Tanya Grace bingung, “ Kau berada dirumah
sakit sayang” , “Ada apa denganku Ibu? Kenapa aku berada disini?” ,
“Tiga hari yang lalu kamu pingsan Grace, kata dokter kamu menderita
penyakit kanker, kamu telah divonis bahwa umurmu tinggal beberapa hari
saja” jelas Ibu Grace sambil menangis, “Apakah Ibu yang menemaniku
selama aku pingsan?” , “Iya Grace, terkadang Junas juga kesini melihat
keadaanmu, tetapi Ibu tidak memberitahunya tentang penyakitmu” jawab Ibu
Grace, “Aku mohon Bu, jangan sampai Junas tahu hal ini” Pinta Grace,
Ibunya hanya mengangguk sambil mengusap air mata. Tak lama kemudian
Junas datang menjenguk Grace. “Kimchi..kau sudah sadar? Bagaimana
keadaanmu?” Tanya Junas khawatir, “Aku baik-baik saja Ramen, aku hanya
terlalu lelah membuka mataku” , “Sebenarnya kau ini sakit apa?, Ibumu
tidak mau memberitahuku” jelas Junas sedih, “Tidak, aku tidak sakit, aku
hanya terlalu lelah” , “Baiklah..aku harus pergi Kimchi, aku telah
punya janji dengan Evelin” , “Have Fun Ramen” jawab Grace.
Keesokan
harinya, “Ramen, bisakah kau menemuiku sekarang?” Tanya Grace lewat
telepon, “Maaf Kimchi, aku harus menemui Evelin, aku akan menembaknya
hari ini juga” , “baiklah, tidak masalah” jawab Grace sambil menutup
telepon. Selang beberapa saat, Grace kritis, hingga akhirnya dia
menghembuskan nafas terakhirnya dengan ditemani Ibunya. “Junas,, Grace
telah tiada” bunyi SMS Ibu Grace pada Junas. Saat itu Junas belum sempat
menembak Evelin, dia bergegas menuju Rumah Sakit dan membatalkan janji
dengan Evelin. “Apa yang terjadi tante? Kenapa Grace meninggal?” Tanya
Junas sedih, “Sebenarnya Grace menderita kanker stadium akhir” jawab Ibu
Grace sambil menangis, “Kenapa tante tidak memberitahuku tentang
penyakit Grace?” ucap Junas marah, “Maafkan tante, tapi Grace melarang
tante, dia tidak mau mengganggu kau yang sedang kasmaran, sebelum
meninggal Grace hanya menitipkan ini” disodorkannya kotak berwarna merah
muda untuk Junas. “Apa ini?” , “Tante juga tidak tahu Junas” jelas Ibu
Grace.
Setelah
pemakaman Grace, Junas selalu mengurung dirinya di Kamar, hingga suatu
malam Junas ingat dengan Kotak pemberian Grace yang belum sempat dia
buka. Dibukanya Kotak berwarna merah muda itu, kotak itu
berisikan foto-foto memorial tentang kebersamaan mereka sejak SMA hingga
Kuliah, sepasang cincin dan selembar surat. Junas pun membuka isi dari
surat pemberian Grace itu :
Dear Ramen
Ini
foto kenangan kita sejak SMA hingga saat ini, kenangan itu masih
teringat jelas dibenakku, dan ini sepasang cincin impianku, yang sangat
ingin aku pakai untuk pernikahan kita, namun impianku kandas, kini kau
telah menjadi milik Evelin, kau lebih memilihnya dibanding aku. Aku
mencintaimu tidak kah kau tau itu? Mungkin penyakit ini adalah takdirku,
agar aku tak melihatmu bersama Evelin, terimakasih untuk cerita kita
yang terdahulu, semoga kau bahagia dengan Evelin, aku akan selalu
mendo’akan kebahagiaanmu.
Kimchi
Junas menangis saat membaca surat dari
Grace, dia menyesal tidak menemui Grace, teman baiknya untuk
menemaninya menghembuskan nafas terakhir dan lebih memilih menemui
Evelin orang yang baru dikenalnya selama 3 bulan yang akhir-akhir ini
diketahui telah memiliki tunangan. Junas tampak seperti orang yang
depresi setelah kepergian Grace. Junas menemui Ibu Grace tidak peduli
sekalipun malam telah larut dengan membawa cincin dari Grace
“Tante..tante.. ini cincin pemberian Grace untuk pernikahan kami, aku
akan memakainya, jadi aku telah menikah dengan Grace, dan sekarang Aku
akan bercerai dengan Grace” ucapnya sambil melepas cincin
yang dia pasangkan sendiri di jari manisnya. “Ini, aku titip cincin
pernikahan kami pada tante, agar cincin ini aman, dan agar tante tetap
ingat bahwa aku pernah jadi menantu tante” tambah Junas sambil menangis,
Ibu Grace pun memeluknya untuk menenangkan Junas.
No comments:
Post a Comment