Monday, March 3, 2014

Cerpen : RamenKimchi

Matahari bersinar cerah, dengan langit yang berwarna biru, diiringi nyanyian burung, serta dihiasi pohon-pohon nan rindang, menambah kesejukan udara di Taman Kampus, tempat kedua orang ini beristirahat. Gadis berambut keriting dengan kulit sawo matang yang akrab disapa Grace, tampak sedang mengutak-atik Laptop kesayangannya bersama dengan Junas, laki-laki bertubuh tinggi, kekar dan berparas rupawan yang merupakan sahabat Grace sejak ia duduk di bangku SMA. Grace sedang mencari informasi tentang makanan khas Jepang, begitu pula Junas yang sedang mencari informasi tentang cara untuk memperoleh makanan khas Korea di Indonesia. Keduanya memang menyukai kuliner Jepang dan Korea. Tak heran jika mereka punya panggilan special untuk keduanya yaitu RamenKimchi. Ramen untuk Junas, dan Kimchi untuk Grace. Ramen adalah nama mie khas Jepang, sedangkan Kimchi merupakan nama makanan olahan sayur yang difermentasi dari Korea. Nama tadi digunakan dengan maksud agar keduanya bisa saling menyayangi, dan persahabatannya tidak akan putus seperti kecintaan mereka terhadap kuliner Jepang dan Korea.
                        Seiring bergulirnya waktu, Grace mulai jatuh cinta pada Junas, namun dia tidak berani mengungkapkannya, dia takut Junas tidak punya rasa yang sama. Hingga pada akhirnya Junas tak pernah tahu isi hati Grace.
                        Langit senja di tepi Pantai serta nyiur yang melambai-lambai menjadi pemandangan di hadapan Grace yang sedang menunggu Junas. Junas datang dengan melangkahkan kakinya secara hati-hati agar tidak bersuara untuk mengagetkan Grace dari belakang, “Kimchi…!!” , “Ahh..Ramen, kau mengagetkanku saja, kenapa baru datang? Aku merasa hampir ditumbuhi jamur karena menunggumu !!” omel Grace, “ Maaf Kimchi..aku tadi sedikit sibuk” jelas Junas sambil , “Ohh iya, aku hampir lupa, Kimchi kenalkan ini Evelin, Evelin ini Grace” tambahnya untuk mengenalkan Evelin pada Grace. “Tentu saja sibuk, Ramen sibuk dengan Evelin” gumam Grace dalam hati. Mereka bertiga menikmati suasana sunset di tepi Pantai. Disana Junas selalu bersama Evelin, hal itu membuat Grace semakin cemburu. Jam berbentuk hati yang melingkar di tangan kiri Grace menunjukkan pukul 18.30 WIB, sehingga mereka memutuskan untuk pulang. Grace pulang sendiri, sedangkan Junas mengantarkan Evelin pulang.
                        Sesampainya dirumah, Grace terus memikirkan Junas dan Evelin, “Sebenarnya ada hubungan apa antara Ramen dan Evelin?” tanyanya dalam hati. Ting..tung..ting..tung.. bel pintu rumah Grace berbunyi, dia pun segera membukanya “Ternyata kau Ramen” , “Iya ini aku, aku sendiri dirumah, jadi aku kerumahmu agar tidak merasa sepi”. Keduanya duduk disofa ruang tamu sambil menonton drama Korea Bread, Love, and Dream. Mereka berdua saling berdiam diri. “Ramen, sebenarnya siapa Evelin itu?” Tanya Grace memecah sepi, “ Dia itu orang yang baik dan penyayang, dia calon kekasihku Kimchi, aku akan menembaknya beberapa hari lagi, bagaimana menurutmu, apa dia cocok untukku?” jawab Junas bersemangat, “Sekarang sudah hampir tengah malam, kau harus segera pulang” ucap Grace mengalihkan pembicaraan karena dia tidak sanggup mendengar penyataan Junas. “Baiklah aku akan pulang” jawab Junas dengan santai. Grace pun mengantarkan Junas sampai depan pintu rumahnya. Tanpa sadar air mata Grace jatuh membasahi pipinya. Dia mengusapnya, kemudian bergegas ke Kamarnya, namun sebelum sampai di kamar tiba-tiba Grace merasa tidak enak badan “Ada apa denganku? Kenapa banyak sekali kunang-kunang yang menyerbu mataku?”gumamnya. Grace pun pingsan.
                        Tiga Hari kemudian, “Dimana aku?” Tanya Grace bingung, “ Kau berada dirumah sakit sayang” , “Ada apa denganku Ibu? Kenapa aku berada disini?” , “Tiga hari yang lalu kamu pingsan Grace, kata dokter kamu menderita penyakit kanker, kamu telah divonis bahwa umurmu tinggal beberapa hari saja” jelas Ibu Grace sambil menangis, “Apakah Ibu yang menemaniku selama aku pingsan?” , “Iya Grace, terkadang Junas juga kesini melihat keadaanmu, tetapi Ibu tidak memberitahunya tentang penyakitmu” jawab Ibu Grace, “Aku mohon Bu, jangan sampai Junas tahu hal ini” Pinta Grace, Ibunya hanya mengangguk sambil mengusap air mata. Tak lama kemudian Junas datang menjenguk Grace. “Kimchi..kau sudah sadar? Bagaimana keadaanmu?” Tanya Junas khawatir, “Aku baik-baik saja Ramen, aku hanya terlalu lelah membuka mataku” , “Sebenarnya kau ini sakit apa?, Ibumu tidak mau memberitahuku” jelas Junas sedih, “Tidak, aku tidak sakit, aku hanya terlalu lelah” , “Baiklah..aku harus pergi Kimchi, aku telah punya janji dengan Evelin” , “Have Fun Ramen” jawab Grace.
                        Keesokan harinya, “Ramen, bisakah kau menemuiku sekarang?” Tanya Grace lewat telepon, “Maaf Kimchi, aku harus menemui Evelin, aku akan menembaknya hari ini juga” , “baiklah, tidak masalah” jawab Grace sambil menutup telepon. Selang beberapa saat, Grace kritis, hingga akhirnya dia menghembuskan nafas terakhirnya dengan ditemani Ibunya. “Junas,, Grace telah tiada” bunyi SMS Ibu Grace pada Junas. Saat itu Junas belum sempat menembak Evelin, dia bergegas menuju Rumah Sakit dan membatalkan janji dengan Evelin. “Apa yang terjadi tante? Kenapa Grace meninggal?” Tanya Junas sedih, “Sebenarnya Grace menderita kanker stadium akhir” jawab Ibu Grace sambil menangis, “Kenapa tante tidak memberitahuku tentang penyakit Grace?” ucap Junas marah, “Maafkan tante, tapi Grace melarang tante, dia tidak mau mengganggu kau yang sedang kasmaran, sebelum meninggal Grace hanya menitipkan ini” disodorkannya kotak berwarna merah muda untuk Junas. “Apa ini?” , “Tante juga tidak tahu Junas” jelas Ibu Grace.
             Setelah pemakaman Grace, Junas selalu mengurung dirinya di Kamar, hingga suatu malam Junas ingat dengan Kotak pemberian Grace yang belum sempat dia buka.  Dibukanya Kotak berwarna merah muda itu, kotak itu berisikan foto-foto memorial tentang kebersamaan mereka sejak SMA hingga Kuliah, sepasang cincin dan selembar surat. Junas pun membuka isi dari surat pemberian Grace itu :

Dear Ramen
      Ini foto kenangan kita sejak SMA hingga saat ini, kenangan itu masih teringat jelas dibenakku, dan ini sepasang cincin impianku, yang sangat ingin aku pakai untuk pernikahan kita, namun impianku kandas, kini kau telah menjadi milik Evelin, kau lebih memilihnya dibanding aku. Aku mencintaimu tidak kah kau tau itu? Mungkin penyakit ini adalah takdirku, agar aku tak melihatmu bersama Evelin, terimakasih untuk cerita kita yang terdahulu, semoga kau bahagia dengan Evelin, aku akan selalu mendo’akan kebahagiaanmu.
Kimchi
            Junas menangis saat membaca surat  dari Grace, dia menyesal tidak menemui Grace, teman baiknya untuk menemaninya menghembuskan nafas terakhir dan lebih memilih menemui Evelin orang yang baru dikenalnya selama 3 bulan yang akhir-akhir ini diketahui telah memiliki tunangan. Junas tampak seperti orang yang depresi setelah kepergian Grace. Junas menemui Ibu Grace tidak peduli sekalipun malam telah larut dengan membawa cincin dari Grace “Tante..tante.. ini cincin pemberian Grace untuk pernikahan kami, aku akan memakainya, jadi aku telah menikah dengan Grace, dan sekarang Aku akan bercerai dengan Grace”  ucapnya sambil melepas cincin yang dia pasangkan sendiri di jari manisnya. “Ini, aku titip cincin pernikahan kami pada tante, agar cincin ini aman, dan agar tante tetap ingat bahwa aku pernah jadi menantu tante” tambah Junas sambil menangis, Ibu Grace pun memeluknya untuk menenangkan Junas.

No comments:

Post a Comment